Minggu, 22 Mei 2011

mau situs blog anda menghasilkan uang?


Apr 6, 2011 Posted Under: Blog Sitti   Read More
Teman dekat saya, Anton, adalah seorang juragan properti di Jakarta. Dia pernah bilang ke saya bahwa kalau kita lempar biji jagung ke langit, kemungkinan akan jatuh di tanah, rumah, apartemen atau gedung milik dia.
Nah saya tidak berani bicara soal properti karena tidak seperti Anton, properti milik saya hanya satu Kijang Innova hitam yang kemarin ditabrak pak bajaj yang lagi ngantuk. Tapi saya di sini memberanikan diri untuk berbicara tentang properti yang tidak bisa disentuh dan tidak ada surat hak miliknya. Dalam bahasa Inggris, yang saya bicarakan ini biasa disebut web property.
Setiap situs itu ada halamannya. Ambil saja contoh si Solihin, OB di kantor SITTI. Dia punya situs mempromosikan dirinya sebagai cowok metropolitan yang bekerja di perusahaan teknologi di Jakarta. Gadis-gadis di kampung Solihin sering “datang” dan masuk ke situs Solihin ini. Pertama satu atau dua orang. Lama kelamaan 217 gadis single di kampung Solihin mulai secara rutin mendatangi situs Solihin ini.
217 gadis datang dua kali sehari. Artinya gadis-gadis single yang banyak dari pesantren ini memberikan 2 pageview seharinya. Pageview, adalah sebuah terminologi yang mendeskripsikan berapa kali suatu halaman situs dibaca (baca:view) oleh mata orang.Dengan kata lain, situs Solihin si anak metropolitan mampu mendatangkan 434 pageview/hari (217 x 2). Coba bayangkan dalam setahun, situs si Solihin ini akan dapat mendatangkan pageview sebanyak 158.410 (434 x 365 hari)!
Dengan begitu, waktu Solihin mudik, dia bisa jualan pageview ini ke warteg Ibu Jurhada supaya mulai beriklan di situs “Solihin Anak Metropolitan” karena dilihat 158.000 kali dalam setahun oleh gadis-gadis kampungnya.
Ini adalah esensi web property. Tidak bisa disentuh atau diukur secara meter persegi tapi tetap ada harganya.
Punya blog? Kalau belum, buatlah blog. Buatlah situs seperti Solihin. Karena setiap halaman situs atau blog adalah web property yang bisa menghasilkan uang. Kalau malas jualan iklan sendiri, di sinilah SITTI bisa membantu. Datang ke sitti.co.id, download skrip SITTI lalu pasang di blog Anda. Dengan begini, halaman Anda sudah termasuk secara otomatis menjadi bagian dari pageview yang dijual oleh tim SITTI lalu penghasilannya mayoritas untuk Anda. Dengan demikian Anda tidak harus menjual halaman Anda satu persatu karena berdasarkan data bulan September 2010 hingga Januari 2011, total pageview SITTI sudah mencapai 272 juta. Setiap halaman akan mendapatkan pemasukan berdasarkan konteksnya masing-masing.
Dengan pageview sebesar itu, siapa yang tidak tergiur? Anton si juragan properti pun akan ngiler untuk beriklan di SITTI. Sedangkan Solihin, puas dengan peforma situs “Solihin Anak Metropolitan”, bukan tidak mungkin membuat situs-situs lain seperti blog “Kisah Solihin OB Juara” atau situs “Makan Siang Murah Meriah” untuk menggapai cita-citanya menjadi koki terkenal. Sehingga kali lain saya lempar biji jagung ke langit web, kemungkinan akan jatuh ke salah satu properti milik Solihin.
Ah Solihin meuni keren pisan!


Nubruk Sampai Pecah

Kalau berdasarkan thesaurus bahasa Inggris, kata-kata breakthrough memiliki definisi sebagai berikut: “Improvement, progress in development” Dengan kata lain, breakthrough adalah sesuatu perkembangan positif atau progres yang diharapkan. Terlalu akademis menurut saya. Bikin ngantuk.
Saya lebih suka versinya Solihin, si OB di kantor saya. Dia bilang bahwa break itu pecah dan through itu “nubruk”. Jadi untuk dia breakthrough artinya menubruk sesuatu sampai pecah. Saya sangat suka definisinya Solihin. Because of its utter simpli city. Selain itu menubruk sampai pecah bisa diartikan dalam banyak hal tanpa basa basi akademis seperti “perkembangan atau progress yang diharapkan”.
Dalam berkarya, sesuatu yang memiliki karakter dan keunikan sendiri hanya bisa diberikan ke mereka yang berhasil melampau batas-batas normatif. Kalau tidak, apapun itu, hanya sesuatu yang sering kita bilang masuk dalam kategori “biasa banget”.
Di dunia teknologi, nubruk sampai pecah dilakukan oleh Steve Jobs dan Apple. Sebelum mereka buat iPad, kita selalu bilang bahwa komputer harus ada tombol-tombol huruf seperti mesin ketik. Apple bertanya, “Kenapa harus begitu?”. Dan mereka membuat iPad dengan design yang sangat simple tetapi sangat user friendly dan very very cool. The rest is history karena Apple nubruk sampai pecah semua batas-batas normatif sebuah komputer.
Kita lihat Google dengan sistim advertising mereka yang disebut AdWords. Di jaman di mana semua perusahaan membeli sistem iklan banner dangan gambar – gambar menarik di Internet, Google bilang, “Kenapa nggak text aja ya?”. Sekarang iklan text Google yang awalnya disebut membosankan itu menjadi benchmark iklan internet sampai menguasai hampir 60% dari share advertising di internet. Sekali lagi, Google menubruk sampai pecah batas – batas normatif iklan di Internet.
SITTI adalah perusahaan start up yang saya rintis sejak setahun yang lalu. SITTI juga dimulai dengan bertanya, “Kalau perkembangan populasi Internet di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia, kenapa ya pemain bisnis internet terbesar di Indonesia tidak ada satu juga pemain lokal?” Gak percaya? Coba lihat Top 5 situs yang paling sering diakses sama orang Indonesia. Facebook, Google.com, Google.co.id, Blogger, Yahoo. Pemain lokalnya ke mana ya?
Saya suka Facebook. Saya cinta Google. Istri saya punya blog pake Blogger. Email saya pakai Yahoo. Saya nggak peduli mereka pake merah putih atau tidak. Saya peduli mereka memberikan saya servis yang saya mau.
Saya adalah Anda semua. Di Internet, saya nggak pake merah putih atau baju merah dengan garuda di dadaku. Saya pakai satu topi; my own self interest. Jadi saya sebagai bagian dari SITTI bertanya lagi: Pemain lokalnya ke mana ya?
Di sinilah saya akhiri artikel ini. Karena SITTI baru mulai bertanya. Jadi kita mau nubruk dan mau sampai pecah. Kita mau menjadi breakthrough. Tapi sampai saat itu terjadi, saya hanya ingin bertanya dan berharap bahwa banyak pemain digital lainnya yang juga bertanya. Siapa tahu dengan bertanya seperti Apple dan Google, beberapa tahun lagi kita bisa bilang bahwa di dunia digital kita sukses jadi tuan rumah di negara sendiri.
Gubrak! *kan begitu bunyinya nubruk.
@AndySjarif
CEO SITTI