Senin, 05 Februari 2018

BAGAIMANA MENGENAL DAN MENGEKSPLORASI POTENSI DIRI


1.      Apa itu Potensi Diri ?

Potensi artinya kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar (“modal dasar”) yang harus diwujudkan dan dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam.

Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya juga terbukti baik.

Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir                ( secara genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
(Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984)

Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu !?

2.      Bentuk – bentuk Potensi

Persis seperti yang anda bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya.
Potensi fisik misalnya, terdiri atas : keadaan jasmaniah, ukuran / bentuk dan penampilan fisik, kualitas inderawi ( daya melihat, mendengar, dll ); daya tahan tubuh, kesegaran, kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan ( gerak / kerja ), keseimbangan, dan kesehatan ( kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll ).
Potensi non fisik antara lain : Intelegensi ( kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri / sifat kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap, dan lain – lain.
Dewasa ini juga dikaji, tentang adanya potensi kecerdasan emosional ( emotional qoutient ), kecerdasan ( kemampuan ) dalam mengatasi kesulitan – kesulitan ( adversity qoutient ) dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual ( spiritual qoutient ).

3.      Mengembangkan potensi diri
Kadang kita prihatin, melihat layu dan gugurnya kuncup bunga yang belum sempat mekar. Karena si empunya lalai tidak menyiramkan air segar.
Demikianlah kuncup – kuncup potensi diri kita. Ia butuh siraman air pengembangan. Ia butuh upaya dan kerja keras. Ia perlu kesabaran dan daya tahan. Lalaikah Anda, sang Empunya potensi itu ?

Sejenak telusurilah macam – macam potensi dan kekuatan Anda !!

a.        Potensi Intelektual
Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan harian sampai nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya :

Selasa, 30 Januari 2018

Profesionalisme Guru di Era Teknologi Informasi Serta Tantangan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PROFESIONALISME GURUDIERA TEKNOLOGI INFORMASI SERTA TANTANGAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Muhammad Yasir,S.Pd,MM 

Abstrak
Kemampuan merencanakan dan mengelola perubahan yang bersifat kebijakan administratif maupun substansi pendidikan bersifat makro, dan mikro (pembelajaran). Guru dituntut mampu menerima perubahan sebagai suatu ciri kehidupan, memahami berbagai akibatnya bagi organisasi pendidikan, mengidentifikasi perlunya perubahan, merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi perubahan . Guru yang sesuai dengan kondisi globalisasi adalah guru yang mampu menguasai dan mengendalikan perubahan-perubahan yang berwawasan IPTEK. Mengakomodasi berbagai perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi dijadikan bahan pemikiran bagi peserta didik dalam rangka pendidikan dan pelatihan.
Mengacu pada factor penentu kemajuan suatu Negara, yaitu; penguasaan inovasi (45%0, penguasaan jaringan /networking (25%), penguasaan teknologi (20%) dan kekayaan sumber daya alam hanya (10%), maka peningkatan profesionalisme guru harus lebih ditingkatkan termasuk juga dalam hal peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan terutama tantangan menghadapi MEA kedepannya, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran pendidikan yang memadai disertai dengan pengawasan pelaksanaan anggaran agar dimanfaatkan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan pendidikan di Indonesia serta diharapkan juga akan mampu membawa Indonesia ke gerbang kesuksesan menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kata kunci : Profesionalisme, Mutu, Teknologi Informasi, MEA.             
A.Pendahuluan
Sektor pendidikan menjadi kunci utama dalam peningkatan kualitas bangsa. Sebelumnya, pemerintah berstrategi dalam pengembangan pembangunan secara fisik untuk melihat kemajuan bangsanya, namun dalam tatanan masa kini peningkatan sumber daya manusia menjadi prioritas dalam parameter kemajuan bangsa. Sistem pendidikan nasional telah disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetatuan dan teknologi serta kondisi sosial-budaya. 

DAMPAK PERKEMBANGAN TIK DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN

Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana yang publik di Indonesia. Upaya-upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak walaupun masih banyak yang harus dibenahi dalam berbagai aspek, terutama dari segi proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, yang menjadi salah satu penyebab terhambatnya arus informasi dan tidak seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Gambaran umum perbedaan Pola pengajaran Tradisional dan Pola Pengajaran Menggunakan Media:
1.      Pola Pengajaran Dengan Media
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mempengaruhi pola pengajaran sehingga timbul kecenderungan memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan fasilitas atau alat Bantu yang digunakan dalam sistem pengajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan
siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam